kabariASN - Sekretaris Daerah Kabupaten Belu, Johanes Andes Prihatin, membuka secara resmi kegiatan sosialisasi dan peluncuran aplikasi Cerdascek di aula Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Belu.
Acara ini menandai langkah maju dalam memantau dan mengevaluasi peserta didik di tingkatan sekolah dasar dan menengah pertama, yang berjumlah sekitar 35 ribu siswa.
Inovasi Cerdascek, yang digarap oleh Agustina Haleserens, hadir sebagai solusi untuk memantau pendidikan yang selama ini sulit dilakukan secara manual. Aplikasi ini diharapkan dapat membantu mendeteksi secara dini siswa yang berpotensi putus sekolah.
Dalam sambutannya, Johanes Andes Prihatin menyampaikan apresiasinya terhadap inovasi ini. "Sebagaimana kita ketahui, angka putus sekolah di Kabupaten Belu, meskipun tidak signifikan, tetap harus dicegah, minimal pada pendidikan dasar sembilan tahun," ujarnya. Johanes menegaskan pentingnya aplikasi seperti Cerdascek untuk memudahkan tugas-tugas di bidang pendidikan.
Johanes juga berharap aplikasi ini dapat diterapkan secara luas di berbagai satuan pendidikan di bawah kewenangan Pemerintah Kabupaten, mulai dari PAUD, SD, hingga SMP. "Ke depan, aplikasi ini dapat digunakan dan diaplikasikan secara luas, terutama dalam satuan pendidikan yang berada di bawah kewenangan Pemerintah Kabupaten," tambahnya.
Peluncuran aplikasi Cerdascek ini diharapkan menjadi tonggak penting dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan dan menekan angka putus sekolah di Kabupaten Belu. Inovasi ini juga menjadi contoh bagaimana teknologi dapat digunakan untuk memajukan sektor pendidikan di daerah.
Inovasi Cerdascek, yang digarap oleh Agustina Haleserens, hadir sebagai solusi untuk memantau pendidikan yang selama ini sulit dilakukan secara manual. Aplikasi ini diharapkan dapat membantu mendeteksi secara dini siswa yang berpotensi putus sekolah.
Dalam sambutannya, Johanes Andes Prihatin menyampaikan apresiasinya terhadap inovasi ini. "Sebagaimana kita ketahui, angka putus sekolah di Kabupaten Belu, meskipun tidak signifikan, tetap harus dicegah, minimal pada pendidikan dasar sembilan tahun," ujarnya. Johanes menegaskan pentingnya aplikasi seperti Cerdascek untuk memudahkan tugas-tugas di bidang pendidikan.
Johanes juga berharap aplikasi ini dapat diterapkan secara luas di berbagai satuan pendidikan di bawah kewenangan Pemerintah Kabupaten, mulai dari PAUD, SD, hingga SMP. "Ke depan, aplikasi ini dapat digunakan dan diaplikasikan secara luas, terutama dalam satuan pendidikan yang berada di bawah kewenangan Pemerintah Kabupaten," tambahnya.
Peluncuran aplikasi Cerdascek ini diharapkan menjadi tonggak penting dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan dan menekan angka putus sekolah di Kabupaten Belu. Inovasi ini juga menjadi contoh bagaimana teknologi dapat digunakan untuk memajukan sektor pendidikan di daerah.
Sumber :
https://infopublik.id/kategori/nusantara/847824/sekda-kab-belu-sebut-aplikasi-cerdascek-bisa-mendeteksi-dini-anak-putus-sekolah