Pada peringatan Hari Malaria tahun ini, Kabupaten Parigi Moutong (Parimo) mendapatkan penghargaan bebas malaria setelah berhasil tidak menemukan kasus malaria selama tiga tahun berturut-turut. Hadir dalam acara tersebut adalah Pj. Bupati Richard Arnaldo, Plt. Ketua TP-PKK Surya Fibrianti, Ketua DPRD Sayutin Budianto Tongani, Wakil Ketua I DPRD Faisan, Plt. Kepala Dinas Kesehatan I Gede Widiadha, Wakil Direktur RS Anuntaloko Astar, serta perwakilan dari Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah.
Dengan tema "Mempercepat Perang Melawan Malaria Untuk Dunia Yang Lebih Adil", acara ini menyoroti pentingnya upaya bersama dalam memberantas malaria, penyakit yang disebabkan oleh parasit Plasmodium yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina. Malaria dapat menyebabkan gejala seperti demam, menggigil, sakit kepala, dan pegal linu, dan jika tidak ditangani dengan tepat, dapat berakibat fatal.
Penghargaan bebas malaria ini diberikan kepada Kabupaten Parimo karena telah memenuhi sejumlah kriteria, antara lain tidak ditemukan kasus malaria selama tiga tahun, angka API (Annual Parasitic Infection) kurang dari 1 per mil, tidak ada kasus indigenous, serta parasite rate kurang dari 5 persen.
Kabupaten Parimo menjadi salah satu dari dua kabupaten/kota di Sulawesi Tengah dan 17 kabupaten/kota se-Indonesia yang layak menerima sertifikat eliminasi malaria. "Terima kasih atas apresiasi dan penghargaan dari Kemenkes RI. Ini adalah hasil kerja keras seluruh masyarakat Kabupaten Parimo. Mari cegah dan berantas malaria dengan selalu menjaga kebersihan lingkungan serta berperilaku hidup sehat," ucap Pj. Bupati Richard Arnaldo.
Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Hartono, memberikan sertifikat eliminasi malaria kepada 17 kabupaten/kota yang berhasil mengeliminasi malaria di wilayahnya. "Saya ucapkan selamat kepada 17 kabupaten/kota yang telah berhasil mengeliminasi malaria di wilayahnya masing-masing dan dapat menjadi inspirasi bagi kabupaten/kota lain untuk melakukan hal yang sama," kata Dante.
Menurut laporan World Malaria Record tahun 2023, diperkirakan ada 249 juta kasus malaria di seluruh dunia. Di Asia, Indonesia menempati urutan kedua dengan 1,1 juta kasus pada tahun 2023, setelah India. Provinsi Papua, Papua Tengah, dan Papua Selatan merupakan provinsi dengan kasus malaria tertinggi di Indonesia, menyumbang 86 persen dari total kasus malaria nasional.
Hingga tahun 2023, sebanyak 389 kabupaten/kota telah mencapai tahap pemeliharaan atau bebas malaria. Sejalan dengan target RPJMN 2020-2024, ditargetkan sebanyak 408 kabupaten dan kota di Indonesia dapat terbebas dari malaria. Untuk mencapai target tersebut, pemerintah menerapkan lima strategi utama: penerbitan kebijakan komprehensif, peningkatan surveilans, pemberian pengobatan, pengendalian faktor risiko, serta pemberdayaan peran swasta dan masyarakat.
"Upaya ini dilakukan untuk memperkuat komitmen kita dan mewujudkan Indonesia bebas malaria tahun 2030. Hanya tinggal enam tahun lagi waktu yang kita miliki," pungkas Wamenkes Dante.
Sumber :
https://www.parigimoutongkab.go.id/media-center/berita-kabupaten.html
https://www.parigimoutongkab.go.id/media-center/berita-kabupaten/2229-pemkab-parimo-terima-penghargaan-eliminasi-malaria-dari-kemenkes-ri.html
https://www.parigimoutongkab.go.id/media-center/berita-kabupaten.html
https://www.parigimoutongkab.go.id/media-center/berita-kabupaten/2229-pemkab-parimo-terima-penghargaan-eliminasi-malaria-dari-kemenkes-ri.html